ADAT BUDAYA KABUPATEN KERINCI
A.
PENDAHULUAN
Pada tugas akhir kali ini, saya
akan membahas dan memperkenalkan salah satu adat budaya yang ada di Kabupaten
Kerinci. Dimana adat ini dilaksanakan hampir merata diseluruh desa dan
kecamatan yang ada di Kabupaten Kerinci. Adat budaya ini sedikit demi sedikit
mulai memudar dibeberapa kecamatan dan desa. Dimana seperti diketahui pada
upacar adat ini memiliki banyak ritual dan kata-kata adat yang tidak lagi
diminati oleh para anak muda zaman sekarang yang mana mereka menganggapnya
hanyalah sebuah tradisi kuno dan jauh dari kata modern.
Saya ingin mengubah pola pikir
tersebut, dan membuka mata anak muda bahwa buaday bukanlah hal kuno dan jauh
dari kata modern, tetapi budaya adalah sesuatu hal unik yang memiliki arti dan
dapat diketahui arti tersebut bila kita benar memahami dan memaknai segala
ritual dan kata-kata yang diucapkan saat upacara berlangsung.
B.
PEMBAHASAN
1. Deskripsi
Pusako (Sko)
Pusako
dalam bahasa indonesia sama dengan ‘pusaka’yaitu,apa-apa yang diterima dari
nenek moyang,berupa harta benda dan lain-lain.Sedangkan sko berkaitan dengan
pihak ibu baik berupa gelar kaum/suku/kelebu maupun berupa harta pusaka tinggi.
Kenduri sko adalah suatu acara adat yang
dilaksanakan oleh masyarakat kerinci dalam melestarikan budaya yang sudah ada
sejak zaman nenek moyang mereka. kenduri pusaka dan kenduri sko adalah suatu
rangkaian acara adat yang saling berhubungan satu sama lain. .
Kenduri sko secara adat kerinci adalah suatu acara pengukuhan gelar suku atau kepala adat. Sedangkan kenduri pusaka adalah dimana semua pusaka yang ada dari nenek moyang mereka dikeluarkan dari tempat penyimpanannya untuk disucikan atau dibersihkan oleh para suku atau kepala adat yang telah dikukuhkan disaat kenduri sko dan disaksikan oleh seluruh masyarakat kerinci.
Kenduri sko secara adat kerinci adalah suatu acara pengukuhan gelar suku atau kepala adat. Sedangkan kenduri pusaka adalah dimana semua pusaka yang ada dari nenek moyang mereka dikeluarkan dari tempat penyimpanannya untuk disucikan atau dibersihkan oleh para suku atau kepala adat yang telah dikukuhkan disaat kenduri sko dan disaksikan oleh seluruh masyarakat kerinci.
·
Perlengkapan kenduri sko :
1. Tenda atau Taruk berukuran besar
diatas Tanah Mendapo (tempat berlangsungnya
Upacara adat Kenduri Sko).
2. Umbul-umbul atau Bendera berwarna-warni disekitar
tempat upacara.
3. Bendera merah putih berbentuk
segitiga siku-siku berukuran besar (dalam bahasa Kerinci bendera ini disebut
dengan Karamtang).
4. Pakaian adat, keris, dan tongkat
yang dipakai oleh para Pemangku adat.
5. Pakaian adat para Dayang (dalam
bahasa Kerinci disebut dengan Lita dan Kulok).
6. Pedang Hulubalang untuk keperluan
Pencak Silat
7. Sesajian berupa beras kuning,
kemenyan, dan adonan sirih nan sekapur – rokok nan sebatang.
8. Gong, gendang dan rebana untuk
keperluan kesenian daerah yang akan ditampilkan dalam rangkaina prosesi
upacara.
- Pakaian pemangku adat:
Pakaian yang di pakai oleh para
Depati dan Ninik Mamak mempunyai arti dan makna tertentu menurut adat
kerinci.Cara memakainya juga berbeda antara Depati dan Ninik Mamak ,yang
terletak pada ikatan kepala dan selempang sarungnya.Jika Depati pakai seluk dan
Ninik Mamak pakai Lita,begitu pula kain sarungnya jika Depati sarung lurus dan
Ninik Mamak sarung miring.
- Rangkaian acara
Pukul
08.00 pagi pada hari yang telah ditetapkan, semua masyarakat berdatangan ke
Tanah Mendapo. Dengan antusias mereka ingin menyaksikan rangkaian upacara
Kenduri Sko. Adapun rangkaian acaranya adalah sebagai berikut :
Pertunjukan Kesenian Daerah
Pertunjukan Kesenian Daerah
1. Pencak Silat
2. Tari Persembahan
3. Tari aseak
4. Tari Massal (Rantak Kudo)
5. Tari Rangguk
6. Penurunan Pusaka
7. Penobatan Para Pemangku Adat
a.
Depati
b.
Ninik
Mamak
c.
Tengganai
2. Analisa
Menurut adat
Kerinci pusaka terbagi menjadi empat bagian,yaitu:
1. Pusaka yang datangnya
dari bapak dinamai”harta”
2. Pusaka yang
datangnya dari ibu dinamai”sko”
Sko asal dari ibu terdiri dari dua macam:
a. Sko tanah boleh di-ico (diolah,digarap,dimanfaat).
b. Sko gelar boleh dipakai;yang mana sko gelar itu dihibahkan oleh ibu kepada
mamak(saudara
laki-laki ibu),sebagai penerima mandat.
3. Pusaka yang datangnya
dari guru dinamai”ilmu”.
4. Pusaka yang
datangnya dari orang banyak dinamai”gawe kerapat”atau”gotong
royong”.
Kenduri
pusaka dan kenduri sko adalah suatu rangkaian acara adat yang saling
berhubungan satu sama lain . Sebab disaat kenduri pusaka dilaksanakan maka
kenduri sko pun harus dilaksanakan.Kenduri pusaka dan kenduri sko dilaksanakan
setiap sepuluh tahun sekali . Mengenai warisan”sko”atau gelar pusaka kelebu
(suku) yang turun temurun ,di sandang oleh mamak kelebu.Gelar sko mamak kelebu
merupakan titel jabatan selaku raja adat ,tetua adat atau kepala suku.Gelar
tetua adat tersebut akan di pakai seumur hidup ,tidak di gilirdi ganti antara
saudara –saudara senenek.Sedang kerinci bagian hilir gelar adat di gilir di ganti
pada setiap upacara kenduri sko.……………………………………
SISTEM KEDEPATIAN.…………………………………………………………
Dalam
kehidupan masyarakat Kerinci dikenal sistem sko tiga
takah(tingkatan).Pengertian sko berasal dari kata ‘saka”berarti ,keluarga atau
nenek moyang dari pihak ibu.Sko tiga takah merupakan bentuk struktur pelapisan
sosial yang terdapat pada masyarakat Kerinci.Sistem sko tiga takah itu dalah
Depati atau setingkat Depati,Permenti atau Ninik Mamak,dan Tengganai atau anak
jantan. Untuk jadi Depati atau Ninik Mamak dipilh oleh masyarakat anak janan
yang memenuhi persyaratan,karena prinsip adat Kerinci gelar sko yang melekat
pada diri seseorang memiliki sifat kawi(kuat).
Depati dan
Ninik Mamak adalah simbol tertinggi pada struktur lapisan sosial masyarakat
Kerinci,kedudukan dan fungsi yang melekat berupa gelar sko menjadikan ia bangsawan
jabatan pada sistem”sko tiga takah”.Sko adalah gelar pusaka turun temurun
yang disandang oleh raja adat(kepala suku).……………………………………….
Pemangku
adat dalam menjalankan tugas memberi keizinan ajun-arah bagi kegiatan
anak-kemenakannya,ada tiga perkara yang tidak boleh dianju-diarah oleh Depati
Ninik Mamak,yaitu:
1) Jeluang di tengah negeri:ialah ajun-arah yang telah diberikan kepada seseorang,tidak
1) Jeluang di tengah negeri:ialah ajun-arah yang telah diberikan kepada seseorang,tidak
boleh
diberikan kepada orang lain.Tetapi ada batas waktunya sesuai dengan aturan
adat
setempat,kemudian arah digulung dan dikembali kepada hak negeri/dusun
wewenang
Depati Ninik Mamak.…………………………………………………….
2) Kayu ara empang berakar,ialah jika rumah atau lumbung padi/rangkiang yang telah
2) Kayu ara empang berakar,ialah jika rumah atau lumbung padi/rangkiang yang telah
rusak,tetapi
masih terdapat tanda berdirinya walaupun sebatang tonggak.
3) Galung terlentang,cocok tanam yang letaknya diluar parit bersudut empat/negeri,yang
3) Galung terlentang,cocok tanam yang letaknya diluar parit bersudut empat/negeri,yang
sudah
dimiliki atau dipelihara seseorang maupun kaum ,misalnya pendam pekuburan
dan
belukar yang sudah tidak digarap lagi.…………………………………………
PELAKSANAAN
Bendera merah putih berbentuk
segitiga siku-siku berukuran besar (dalam bahasa Kerinci bendera ini disebut
dengan Karamtang). Karamtang ini dipasang ditempat terbuka pada ketinggian
mencapai 30 meter. Pada bagian puncaknya digantunngkan Tanduk kerbau. Bendera
ini merupakan sebuah isyarat tentang adanya Kenduri Sko dan sekaligus menjadi
undangan bagi masyarakat banyak untuk datang menghadiri upara yang sakral itu.………………………………...………………………………….
Umumnya pakaian Depati dan Ninik
Mamak berwarna hitam dengan hiasan sulaman benang warna kuning pada dada yang
bermakna sebagai berikut:…………………………………
a.
Hitam melambangkan rakyat banyak yang berarti kekuatan,jadi Depati dan
Ninik Mamak memiliki kekuatan karena rakyatnya.…………………………………..
b.
Kuning melambangkan kekuasaan yang berarti berundang berlembago,jadi
Depati dan Ninik Mamak melaksanakan kekuasaan berdasar undang dan lembago.
Busana
pemangku adat ini juga digunakan oleh para pemangku adat untuk menghadiri
perhelatan pengantin.
- Rangkaian acara
Pukul 08.00
pagi pada hari yang telah ditetapkan, semua masyarakat berdatangan ke Tanah
Mendapo. Dengan antusias mereka ingin menyaksikan rangkaian upacara Kenduri
Sko. Adapun rangkaian acaranya adalah sebagai berikut :
Pertunjukan
Kesenian Daerah
1) Pencak Silat
1) Pencak Silat
Pencak Silat adalah seni bela diri
dengan menggunakan dua mata pedang. Pencak silat ini dimainkan oleh sepasang
anak jantan yang masing-masing memegang satu pedang. Mereka mempertontonkan
keahlian bermain senjata tajam.
2)
Tari Persembahan
Tari persembahan
adalah tari untuk menyerahkan sekapur sirih kepada para petinggi-petinggi
daerah yang hadir, Depati nan Bertujuh, Permanti nan Sepuluh, Mangku nan Baduo
serta Ngabi Teh SantioBawo. Juga menyerahkan sekapur sirih kepada calon Depati,
Ngabi, Permanti dan Mangku yang akan dinobatkan menjadi pemangku adat yang baru.…………………………………………………………….
3)
Tarian asyeak
Tarian asyeak yaitu tarian upacara
yang pada klimaksnya dapat membuat penari kesurupan (trance)sehingga tubuh para
penari tersebut tidak mempan oleh senjata tajam atau api,meniti mata keris atau
pedang tanpa luka .biasanya tarian jenis ini terasa dominan mempengaruhi
unsur-unsur magis,sehingga tidak bisa dipertunjukkan disembarang waktu.…………………………………………………………………..
4)
Tari Massal
Tarian ini ditata sedemikian rupa
khusus dipagelarkan untuk acara-acara helatan besar seperti Festival danau
Kerinci dan juga Kenduri Sko. Tarian ini ditata dengan konfigurasi
menggambarkan keadaan geografis Kerinci yang berbentuk kawah (landai). Gerakan
yang ditarikan merupakan gerak-gerak tari tradisional Kerinci seperti tari
Rangguk dan tari Iyo-yo.…………………………………………………
5)
Tari Rangguk
Tari Rangguk ini merupakan tarian spesifik
Kerinci yang populer. Tarian ini ditarikan oleh beberapa gadis remaja sambil
memukul rebana kecil. Tarian ini diiringi dengan nyanyian sambil
mengangguk-anggukkan kepala seakan memberikan hormat. Tari Rangguk dilakukan
pada acara-acara tertentu seperti menerima kedatangan Depati (tokoh adat
Kerinci), tamu dan para pembesar dari luar daerah.
6)
Penurunan Pusaka
Menurunkan pusaka dari Rumah Gadang
(dalam bahasa Kerinci Rumah Gedang disebut Umoh Deh)dibawa ke Tanah Mendapo
tempat upacara dilaksanakan. Oleh para sesepuh adat, pusaka itu lalu dibuka
satu persatu, dibersihkan dan dipertontonkan kepada masyarakat sambil
menceritakan asal usul atau sejarah pusaka tersebut.
7)
Penobatan para pemangku adat
1. Depati
Semua calon Depati dan Ngabi memakai
pakaian adat berwarna hitam dan berbenang emas. Dipinggang sebelah kanan
diselipkan sebilah keris. Untuk calon Permanti dan Mangku juga memakai pakaian
adat dan sebuah tongkat yang terbuat dari kayu pacat.…………………………………………………………..
Calon Depati baru dipanggil naik ke
pentas secara bergantian lima orang. Sampai diatas pentas disebutkan namanya
satu persatu seraya menjatuhkan Gelar Sko yang akan dijabatnya.…………………………………………….........
2. Ninik Mamak
Calon Permanti baru dipanggil naik
ke pentas secara bergantian lima orang. Sampai diatas pentas disebutkan namanya
satu persatu seraya menjatuhkan Gelar Sko yang akan dijabatnya.
3. Teganai
Anak jantan dalam keluarga yang
memiliki akal cerdik pandai dalam mengurus keluarga (anak butino).……………………………………………….
Tradisi
masyarakat kerinci dalam mengadakan kenduri sko,salah satunya terdapat pidato
adat yang disebut deto talitai .Deto talitai ialah rangkaian pidato adat
yang disampaikan dalam bahasa berirama ,dilakukan sewaktu upacara kenduri
sko(adat)dan pengukuhan gelar kebasaran tertua adat atau kepala suku Depati
ataupun Ninik Mamak.Pidato adat ini berbentuk prosa berirama dan didalamnya
terdapat pepatah petitih .Setelah penyampaian pidato deto talitai oleh
orang yang ditugaskan biasanya seseorang yang berjabatan Pemangku,Ninik Mamak
,Depati atau setingkat depati. Diikuti dengan maklumat sumpah karangsetio yang
berisi peringatan keras pada orang yang menyandang gelar sko yang dikukuhkan
pada hari ia dinobatkan menjadi ketua adat (depati).sumpah karang setio tersebut
secara umum terdapat pada masing-masing lurah atau wilayah persekutuan adat
kerinci.………………………………………………………………..
Dibawah
ini di kutip salah satu bunyi pepatah petitih penobatan dalam wilayah
persekutuan adat Depati nan Berujuh Tanah Mendapo :…………………………………..
“Rapek-rapeklah anok janteang anok batino dalon dusun ineih dengea pasak-pasak.Adepun kamai ineih melakaukan buot dingon karang setio,di ateh baserau ngan baimbea anok janteang anok batino ,kepado umoh kapado tango ,kapado laheik kapado jajo,manganengohkan tando kbea sikou breh sratauh ,ndok jadi Depatai dan Permentai.Lah Bapapah babimboing kapado Depati nan Batujeuh,Pamangkau nan Baduea sarto Permentai nan Spulauh.Sudeah niang dipabuot,jadinyo Depati Nan Batujeuh ,batinonyo Pamangkau Nan Baduea,lahirnyo kamai Ngabi Teh Santio Baweo batinnyo Depati Nan Batujeuh ,sudeah diparbuot di ateh umoh patelai,sandinyo padek tanoh krajaan ,lubeuk mmeh pendannyo mmeh,sungei bremeh tanjoun bajure,di ateh tanoh ngan sabingkeh,dibawah pawon ngan sakakai ,bahimpoung piagea ngan tujeuh pucauk pado keri Pendok Anggo Lumpaing.Masauk pado karang stio ngan samangkauk.Sapo ngising kno miang ,sapo nguyang kno rbeah,sapo mancak mulih utang,sapo nindeih mulih garoih.Ideak bulieh nuhok kawang saireing,ideak bulieh nguntein kae dalon lipatan.Ideak bulieh bakuroak bakandon daleang,ideak bulieh pepak di luo unceing di dalon.Kalou diparbuot ,padoi ditanang lalang tumbouh,kunyaet ditanang puteih isi,anak dipangkau jadi bateu.Ngadeak ka ilei dikutuk Tuhang,ngadeak ka mudeik dikutuk Tuhang,dikutuk qur’an 30 jeuh dimakon biso kawai .Ka dateh ideak bapucauk ,ka bawoh ideak baurak ,di tengoah di jarum kumbang.Dibageh ingak pado sagalo anok janteang anok batinoa,jiko awak ideak dilabeuhkan glea,dijadikan rekak dengon rekik,dijadikan rujuk dingon undou.Manggulung si lengan bajeu ,nyingkak kaki sirwang ,nambak bateu di balei,manikang kapalo karto ,ngato awak di luo adeak di luo pusko,ngandang saumo ideuk.”itoh salah!”………………………………………………
Didendo dingan breh saratauh kbou sikau.Kalou traso awak dilabeuhkan glo,dijadikan gleak dingan ilei,dijadikan tpauk dingan tarai,traso gedeang ndok malando,traso panjang ndok malilaik.Mangupak mangupur balea,bagaligo buleak sakendok atai.Basutang di matao brajea di atai,babeneak ka mpou kakai.”itoh salah!”Lahe mulih utang batin dimakon karang stio nan samangkauk.Kinai lah diangauh breh sratauh kbea sikau,suko jadoi suko manjadoi,glo jateuh pusko tibeo…….”.………………………………
“Rapek-rapeklah anok janteang anok batino dalon dusun ineih dengea pasak-pasak.Adepun kamai ineih melakaukan buot dingon karang setio,di ateh baserau ngan baimbea anok janteang anok batino ,kepado umoh kapado tango ,kapado laheik kapado jajo,manganengohkan tando kbea sikou breh sratauh ,ndok jadi Depatai dan Permentai.Lah Bapapah babimboing kapado Depati nan Batujeuh,Pamangkau nan Baduea sarto Permentai nan Spulauh.Sudeah niang dipabuot,jadinyo Depati Nan Batujeuh ,batinonyo Pamangkau Nan Baduea,lahirnyo kamai Ngabi Teh Santio Baweo batinnyo Depati Nan Batujeuh ,sudeah diparbuot di ateh umoh patelai,sandinyo padek tanoh krajaan ,lubeuk mmeh pendannyo mmeh,sungei bremeh tanjoun bajure,di ateh tanoh ngan sabingkeh,dibawah pawon ngan sakakai ,bahimpoung piagea ngan tujeuh pucauk pado keri Pendok Anggo Lumpaing.Masauk pado karang stio ngan samangkauk.Sapo ngising kno miang ,sapo nguyang kno rbeah,sapo mancak mulih utang,sapo nindeih mulih garoih.Ideak bulieh nuhok kawang saireing,ideak bulieh nguntein kae dalon lipatan.Ideak bulieh bakuroak bakandon daleang,ideak bulieh pepak di luo unceing di dalon.Kalou diparbuot ,padoi ditanang lalang tumbouh,kunyaet ditanang puteih isi,anak dipangkau jadi bateu.Ngadeak ka ilei dikutuk Tuhang,ngadeak ka mudeik dikutuk Tuhang,dikutuk qur’an 30 jeuh dimakon biso kawai .Ka dateh ideak bapucauk ,ka bawoh ideak baurak ,di tengoah di jarum kumbang.Dibageh ingak pado sagalo anok janteang anok batinoa,jiko awak ideak dilabeuhkan glea,dijadikan rekak dengon rekik,dijadikan rujuk dingon undou.Manggulung si lengan bajeu ,nyingkak kaki sirwang ,nambak bateu di balei,manikang kapalo karto ,ngato awak di luo adeak di luo pusko,ngandang saumo ideuk.”itoh salah!”………………………………………………
Didendo dingan breh saratauh kbou sikau.Kalou traso awak dilabeuhkan glo,dijadikan gleak dingan ilei,dijadikan tpauk dingan tarai,traso gedeang ndok malando,traso panjang ndok malilaik.Mangupak mangupur balea,bagaligo buleak sakendok atai.Basutang di matao brajea di atai,babeneak ka mpou kakai.”itoh salah!”Lahe mulih utang batin dimakon karang stio nan samangkauk.Kinai lah diangauh breh sratauh kbea sikau,suko jadoi suko manjadoi,glo jateuh pusko tibeo…….”.………………………………
Terjemahan dalam bahasa Indonesia :………………………………………………
“Rapat-rapatlah anak jantan anak
perempuan dalam dusun ini,dengar jelas-jelas.Adapun kami ini melakukan buat
dengan karang setia,diatas berseru dan berimbau anak jantan anak
perempuan ,kepada rumah kepada tanga ,kepada larik,kepada jajar mengenengahkan
tanda kerbau seekor beras seratus hendak jadi Depati dan Permenti.Sudah
berpapah berbimbing kepada Depati Nan Bertujuh,betinanya Pemangku Nan
Berdua,lahirnya kami Ngabi Teh Santio Bawo,batinnya Depati Nan Bertujuh,sudah
di perbuat di atas rumah das rumah pateli,sendinya padat tanah kerajaan,lubuk
emas pandannya emas,sungai beremas tanjung berjurai,di atas tanah yang
sebingkah,di bawah payung yang sekaki,berhimpun piagam yang tujuh pucuk kepada
keris Penduk Anggo Lumping.
Masuk pada karang setia yang semangkuk .Siapa mengeseh kena miang,siapa menggoyang kena rebah,siapa berbuat salah,beroleh hutang,siapa menindih beroleh garis.Tidak boleh menohok kawan seiring,tidak boleh menggunting dalam lipatan.Tidak boleh berkurung berkandang dalam,tidak boleh pepat di luar runcing di dalam.Kalau di perbuat ,padi di tanam ilalang tumbuh ,kunyit di tanam putih isi ,anak dipangku jadi batu.
Menghadap ke hilir dikutuk Tuhan,menghadap ke mudik dikutuk Tuhan,di tengah di makan bisa kawi,di kutuk Qur’an 30 juz,ke atas tidak berpucuk,ke bawah tidak berurat,di tengah di jarum kumbang.……………………………………………………………
Di beri ingat kepada semua anak jantan anak betina,jika kita tidak di berikan gelar,di jadikan rekak dengan rekik,di jadikan rujuk denagn mundur.Menggulung si lengan baju,menyingkat kaki celana ,melemparkan batu di balai,menikam kepala kerta mengatakan kita di luar adat,di luar pusaka ,mengandang seumur hidup.”itu salah!”Di denda beras seratus kerbau seekor.…………………………………………………….
Kalau terasa kita berikan gelar,di jadikan gelak dengan ilir,di jadikan tepuk dengan tari,terasa besar hendak melanda,terasa panjang hendak melilit.Mengupak mengupur balai,berbuat sekehendak hati.Bersutan di mata ,beraja di hati,berbenak ke empu kaki.”Itu salah!”Lahir dapat hutang ,batin di makan karang setia nan semangkuk.Sekarang sudah di hangus beras seratus kerbau seekor,suka jadi suka menjadi,gelar jatuh pusaka kita……”
Masuk pada karang setia yang semangkuk .Siapa mengeseh kena miang,siapa menggoyang kena rebah,siapa berbuat salah,beroleh hutang,siapa menindih beroleh garis.Tidak boleh menohok kawan seiring,tidak boleh menggunting dalam lipatan.Tidak boleh berkurung berkandang dalam,tidak boleh pepat di luar runcing di dalam.Kalau di perbuat ,padi di tanam ilalang tumbuh ,kunyit di tanam putih isi ,anak dipangku jadi batu.
Menghadap ke hilir dikutuk Tuhan,menghadap ke mudik dikutuk Tuhan,di tengah di makan bisa kawi,di kutuk Qur’an 30 juz,ke atas tidak berpucuk,ke bawah tidak berurat,di tengah di jarum kumbang.……………………………………………………………
Di beri ingat kepada semua anak jantan anak betina,jika kita tidak di berikan gelar,di jadikan rekak dengan rekik,di jadikan rujuk denagn mundur.Menggulung si lengan baju,menyingkat kaki celana ,melemparkan batu di balai,menikam kepala kerta mengatakan kita di luar adat,di luar pusaka ,mengandang seumur hidup.”itu salah!”Di denda beras seratus kerbau seekor.…………………………………………………….
Kalau terasa kita berikan gelar,di jadikan gelak dengan ilir,di jadikan tepuk dengan tari,terasa besar hendak melanda,terasa panjang hendak melilit.Mengupak mengupur balai,berbuat sekehendak hati.Bersutan di mata ,beraja di hati,berbenak ke empu kaki.”Itu salah!”Lahir dapat hutang ,batin di makan karang setia nan semangkuk.Sekarang sudah di hangus beras seratus kerbau seekor,suka jadi suka menjadi,gelar jatuh pusaka kita……”
Setelah
semua acara acara selesai semua pusaka yang telah dibersihkan diletakkan
kembali di tempat adat yang telah disediakan yang bernama rumah gadang
kerinci.
C.
PENUTUP
Kenduri pusaka adalah dalah acara
adat yang dilaksanakan masyarakat kerinci untuk mengangkat para pemimpin
suku atau masyarakat.acara ini juga dilaksanakan untukm memperlihatkan semua
pusaka peninggalan nenek moyang kepada masyarakat .
(Alimin,dpt /Swarta Amri,Drs: Budaya adat kerinci,2006)
(Alimin,dpt /Swarta Amri,Drs: Budaya adat kerinci,2006)
Satu
kelompok masyarakat di dalam satu kesatuan dusun dipimpin oleh kepala dusun,
yang juga berfungsi sebagai Kepala Adat atau Tetua Adat. Adat istiadat
masyarakat dusun dibina oleh para pemimpin yang jabatannya yaitu Depati dan
Ninik Mamak. Dibawah Depati ada Permenti (Rio, Datuk dan Pemangku) merupakan
gelar adat yang mempunyai kekuatan dalam segala masalah kehidupan masyarakat
adat.Wilayah Depati Ninik Mamak disebut ajun arah. Struktur pemerintahan
Kedepatian:
- Depati Empat Pemangku
Lima Delapan Helai Kain Alam Kerinci, berpusat di Rawang;
- Depati Empat Tiga
Helai Kain, berpusat di Pulau Sangkar;
- Pegawe Rajo Pegawe
Jenang Suluh Bindang Alam Kerinci, berpusat di Sungai Penuh;
- Siliring Panjang atau
Kelambu Rajo, berpusat di Lolo;
- Tigo Luhah Tanah
Sekudung, Siulak;
- Lekuk Limo Puluh
Tumbi, bepusat di Lempur;
Kekuatan
Depati menurut adat dikisahkan memenggal putus, memakan habis, membunuh mati.
Depati mempunyai hak yang tertinggi untuk memutuskan suatu perkara. Dalam dusun
ada 4 pilar yang disebut golongan 4 jenis, yaitu golongan adat, ulama,
cendekiawan dan pemuda. Keempat pilar ini merupakan pemimpin formal sebelum
belanda masuk Kerinci 1903. Sesudah tahun 1903, golongan 4 jenis berubah
menjadi informal leader. Pemerintahan dusun(pemerintahan Depati) tidak bersifat
otokrasi. Segala maslah dusun, anak kemenakan selalu diselesaikan dengan musyawarah
mufakat.
Ninik
Mamak mempunyai kekuatan menyelesaikan masalah di dalam kalbunya masing-masing.
Dusun terdiri dari beberapa luhah. Luhah terdiri dari beberapa perut dan perut
terdiri dari beberapa pintu, didalam pintu ada lagi sikatsikat. Bentuk
pemerintahan Kerinci sebelum kedatangan Belanda dengan system demokrasi asli,
merupakan system otonomi murni. Eksekutif adalah Depati dan Ninik Mamak.
Legislatif adalah Orang tuo Cerdik Pandai sebagai penasihat pemerintahan.
Depati
juga mempunyai kekuasaan menghukum dan mendenda diatur dengan adat yang berlaku
dengan demikian dwi fungsi Depati ini adalah sebagai Yudikatif dusun. Ini pun
berlaku sampai sekarang untuk pemerintah desa, juga pada Zaman penjajahan
Belanda dan Jepang dipergunakan untuk kepentingan memperkuat penjajahannya di Kerinci.
Bahasa
yang digunakan pada kenduri sko, berbeda-beda. Tergantung dengan bahasa dari
desa dan kecamatan itu sendiri. Karena di Kerinci memiliki banyak bahasa dan
setiap desa memiliki logat gaya bicara yang berbeda pula. Namun memiliki arti
dalam bahasa Indonesia yang sama.
Dapat diambil kesimpulan, pada kenduri sko
yang merupakan adat dari kabupaten Kerinci, yang mengajarkan kita untuk
menghargai anak jantan sebagai penjaga dan melindungi kita dari segala bahaya
ancaman dari luar.
Melakukan kenduri sko, salah satu kegiatan
sakral. Dimana, seluruh anggota keluarga dari turunan Nenek Moyang yang sama
dikumpulkan. Sehingga dapat memperat tali silaturahmi sesama anggota keluarga,
yang mana kadang terlupakan dan tidak diketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar